Senin, 17 September 2012

KOORDINASI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal mungkin. Kosasih (1985:9) mengemukakan bahwa olahraga ialah suatu usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah pada tiap manusia. Setiap cabang olahraga memerlukan status kondisi fisik bervariasi perbedaanya satu sama lain. Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen yang tidak dipisahkan begitu saja,baik pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, walaupun disana- sini dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan atau status tiap komponen itu dan untuk keperluan apa keadaan atau status yang dibutuhkan tersebut.  Hal ini akan menjadi jelas bila kita pada status kondisi fisik.
Komponen- komponen dalam kondisi fisik meliputi: kekutan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi keseimbangan ketepatan dan reaksi. Untuk mendapatkan kondisi disik yang baik maka diperlukan latihan. Latihan-latihan kondisi fisik yang diberikan harus dapat mengembangkan kemampuan kondisi fisik umum dan khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga yang diperlukan. Pembentukan kondisi fisik yang diperlukan memerlukan waktu yang cukup lama dan harus dilakukan dengan perencanaan latihan yang terarah dan sistematis.
Prestasi olahraga adalah tindakan sangat kompleks yang tergantung kepada banyak faktor, kondisi dan pengaruh-pengaruh lain. Menurut Martin (dalam Furqon, 1995: 5-6), Faktor yang mempengaruhi latihan sebagai berikut: 1). Keterampilan dan teknik-teknik yang diperlukan, dikembangkan, dikuasai dan dimantapkan (diotomatisasikan). 2). Kemampuan – kemampuan yang didasarkan pada pengaturan-pengaturan latihan penyehatan badan, kemampuan gerak, kemampuan belajar dan koordinasi. 3). Tingkah laku yang memadai untuk  situasi sportif tertentu, misalnya perubahan kompetitif dan kondisi-kondisi latihan, stress, kelelahan dan sebagainya. 4) Pengembangan strategi. 5). Kualitas tingkah laku afektif, kognitif dan sosial. Faktor –faktor di atas merupakan berasal dari dalam (Inner faktor) yang kurang lebih bisa dipengaruhi dengan latihan.
Dari berbagai komponen  kondisi fisik diatas permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya mengenai salah satu komponen kondisi fisik yakni koordinasi khususnya mengenai metode dan isi latihan koordinasi.
B.     Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis bahas di atas, agar makalah ini lebih mengarah dan tidak terlalu luas, maka penulis menarik Benang Merah dalam makalah ini yang berfokus pada masalah di antaranya:
a.       Latihan Koordinasi
b.      Metode latihan koordinasi
c.       Prinsip-prinsip latihan koordinasi
d.      Bentuk-bentuk latihan koordinasi
C.    Tujuan
            Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu: agar pembaca mengetahui tentang  metode dan isi latihan koordinasi










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Latihan Koordinasi
Latihan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sistematis, berulang-ulang dan jumlah beban yang diberikan semakin hari semakin meningkat dengan program-program  yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Singgih  (1996:5) mengemukakan latihan  latihan adalah usaha yang sistematik dengan prinsip paedagogik untuk memunculkan bakat yang dimiliki sebagai atlet atau melatih kemampuan secara bertahap dengan prinsip dasar peningkatan.
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks (Harsono, 1988). Menurut Bompa (1994) koordinasi erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk latihan koordinasi harus dirancang dan disesuaikan dengan unsur-unsur kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan.
Koordinasi (coordination) merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang relatif sulit didefenisikan secara tepat karena fungsinya sangat terkait dengan elemen–elemen kondisi fisik yang lain dan sangat ditentukan  oleh kemampuan siswa( Syafruddin,2011:118-119). Koordinasi adalah kemampuan untuk berulang kali mengeksekusi urutan gerakan lancar dan akurat. Ini mungkin melibatkan indra, kontraksi otot dan gerakan sendi (MacKenzie, B.,2008)
Koordinasi (coordination), adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya dalam bermain tenis; seorang pemain akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak kearah bola sambil mengayun raket, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar (Sajoto, 1995: 9).
Jadi latihan koordinasi merupakan suatu aktivitas beberapa sistem tubuh dan pola pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang diperlukan untuk tujuan tertentu.
Menurut Aziz (2008:162) Komponen komponen dalam koodinasi adalah: (1) struktur gerakan, (2) irama gerakan, (3) kelancaran gerakan, (4) Hubungan gerakan, (5) ketepatan dan kekonstanan Gerakan, (6) Tempo gerakan, (7) luasnya gerakan.

B.     Metode Latihan Koordinasi
Kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan. Oleh karena itu, ketepatan penggunaan metode latihan, pengaturan beban yang tepat dan pemilihan materi latihan yang sesuai akan sangat menentukan peningkatan kualitas koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan yang kompleks karena tidak hanya ditentukan oleh sistem persarafan pusat, tetapi juga ditentukan oleh faktor kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan,daya tahan dan kelentukan. Kemampuan koordinasi yang baik akan dapat menghemat pemakaian tenaga Hasil penelitian para ahli menunjukan bahwa koordinasi yang diperbaiki melalui latihan akan dapat menghemat oksigen sampai 15%. Semakin baik kemampuan koordinasi maka semakin mudah dan cepat dapat mempelajari bentuk-bentuk gerakan baru( Syarifuddin, 2011:123).
Koordinasi pelatihan melibatkan penggunaan beberapa sistem tubuh dan pola pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang diperlukan untuk tugas-tugas tertentu. Pengkondisian koordinasi sangat penting untuk tingkat tertentu dalam setiap individu dan atlet. Koordinasi mengambil tempat komponen lainnya telah tinggalkan. Penerapan kekuatan misalnya membutuhkan koordinasi yang memadai dan efisien urutan kontraksi otot agar efektif dalam memindahkan beban tertentu.
Dua bidang koordinasi yakni:
1.      Gerakan terkoordinasi: gerakan terkoordinasi yang umumnya mata air ke pikiran ketika mengacu pada koordinasi dalam praktek. Hal ini melibatkan kemampuan untuk menggabungkan beberapa pola gerakan yang berbeda ke dalam satu gerakan. Sebuah contoh sempurna adalah koordinasi tangan-mata seperti di juggling.
2.      Koordinasi otot sinergis: ini melibatkan urutan efisien perekrutan otot seperti saat mengangkat sebuah benda aneh. Olimpiade angkat adalah bentuk pelatihan yang membutuhkan sejumlah besar koordinasi otot sinergis. Ketika Anda melakukan latihan seperti merebut, Anda perlu merekrut otot dengan cara yang memungkinkan untuk gerakan yang lengkap dan efisien tanpa menjatuhkannya di kepala Anda. Koordinasi lebih berotot Anda memiliki lebih mampu Anda mengangkat beban lebih berat bahkan sebelum dilakukan dalam usaha. Bobot mesin adalah kontra-contoh, yang berarti mereka adalah latihan yang memerlukan koordinasi yang sangat sedikit otot untuk mengangkat beban lebih karena kontrol mesin memberikan Anda atas gerakan. (Anonim, 2011)

C.    Prinsip-prinsip Latihan Koordinasi

Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas koordinasi gerakan yang diperlukan dalam olahraga sangat perlu diperhatikan beberapa prinsip latihan yang dikemukan Jonath/Krempel(1981) dalam Syafruddin (2011:123) berikut ini.
1)      Pelajari koordinasi gerakan yang baru dan beraneka ragam dengan tujuan untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang kompleks.
2)      Pelajari keterampilan-keterampilan gerakan yang baru secara bervariasi. Gerakan-gerakan yang terotomatisai sebaiknya dikonfrontasi karena gerakan tersebut menghambat perkembangan koordinasi
3)      Latihan-latihan untuk mengembangkan koordinasi harus menunjukan suatu tingkat kesulitan tertentu dalam arti koordinasi motorik
4)      Pengembangan koordinasi yang lebih baik dalah pada usia anak-anak dan remaja, yang merupakan dasar untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang baru dan kompleks
5)      Latihan-latihan yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan koordinasi sebaliknya diberikan pada awal suatu unit (sesi) latihan, yang volume latihanya tidak begitu besar dan sebaiknya dilakukan dengan frekuensi yang tinggi.

D.    Bentuk-bentuk Latihan Koordinasi
Bentuk-bentuk latihan koordinasi (Syafruddin, 2011:123-124):
1)      Latihan dengan merubah kecepatan gerakan
2)      Latihan dengan merubah batas ruangan untuk bergerak (misalnya memperkecil lapangan permainan)
3)      Merubah alat-alat yang digunakan dalam latihan
4)      Mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan seperti memperbanyak putaran pada lempar cakram, menambah putaran sebelum mendarat pada senam alat.
5)      Latihan- latihan keseimbangan
6)      Latihan – latihan senam gymnastik
7)      Mempersulit gerakan-gerakan yang dilakukan melalui perubahan pelaksanaan gerakan ( misalnya gerakan maju,mundur, ke samping, gerakan mengangkat satu kaki atau dua kaki)
8)      Latihan – latihan yang dikombinasikan, seperti lari-lari ditempat, squat thruss,lompat dengan mengangkat kedua paha tinggi ke atas, lompat-lompat dengan menyentuh kedua telapak kaki dengan tangan yang berlawanan didepan dan dibelakang badan, dan masih banyak lagi latihan kombinasi yang lain selain itu, juga dapat dilakukan dengan tanpa lat.
9)      Latihan-latihan kekuatan sederhana untuk memperbaiki koordinasi otot intra
10)  Bermacam-macam latihan senam lantai seperti roll kedepan, ke belakang, salto kedepan dan kebelakang dan lain-lain.

Bentuk latihan koordinasi sebaiknya melibatkan berbagai variasi gerak dan keterampilan, seperti atlet bulutangkis sebaiknya jangan hanya latihan gerak dan keterampilan yang terdapat dalam aktivitas bulutangkis saja, namun berikan latihan-latihan gerak dan keterampilan yang terkandung dalam cabang-cabang olahraga lainnya seperti bola voli, bola basket, atau olahraga lainnya. Latihan-latihan koordinasi yang dianjurkan oleh Harre (Harsono, 1988) antara lain
      a. Latihan-latihan dengan perubahan kecepatan dan irama.
b. Latihan-latihan dalam kondisi lapangan dan peralatan yang berubah-
    ubah (memodifikasi perlengkapan latihan).
c. Kombinasi berbagai latihan senam.
d. Kombinasi berbagai permainan
e. Latihan-latihan untuk mengembangkan reaksi
f. Lari halang rintang dalam waktu tertentu.
g. Latihan di depan kaca, latihan keseimbangan, latihan dengan mata
    tertutup
h. Melakukan gerakan-gerakan yang kompleks pada akhir latihan


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Latihan  koordinasi merupakan suatu aktivitas beberapa sistem tubuh dan pola pergerakan untuk membentuk gerakan individu dan keterampilan yang diperlukan untuk tujuan tertentu. Kemampuan koordinasi hanya bisa diperbaiki melalui latihan. Oleh karena itu, ketepatan penggunaan metode latihan, pengaturan beban yang tepat dan pemilihan materi latihan yang sesuai akan sangat menentukan peningkatan kualitas koordinasi. Koordinasi merupakan kemampuan yang kompleks karena tidak hanya ditentukan oleh sistem persarafan pusat, tetapi juga ditentukan oleh faktor kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan,daya tahan dan kelentukan. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas koordinasi gerakan yang diperlukan dalam olahraga sangat perlu diperhatikan beberapa prinsip latihan.

B.     Saran
Dari pembahasan makalah di atas, diharapkan mahasiswa Manajemen Pendidikan Olahraga dapat mengetahui  dan memahami pembelajaran  tentang “ Metode dan isi Latihan koordinasi











DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Coordination Training, (online)
         (http://www.endlesshumanpotential.com)
Azis , Ishak. 2008. Tes Pengukuran dan Evaluasi Pembelajaran.Padang: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP
Bompa, Tudor O. 1986. Theory and Methodology of Tarining. The Key to Atlheltic  Perfomance. Dubuque, Kendal/Hunt Publishing.
Furqon. 1995. Teori Umum Latihan. Surakarta : UNS Press
Harsono. 1988. Choaching dan Aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta :
         Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kosasih, Engkos. 1985. Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta : CV
         Akademika Pressindo
MacKenzie, B. 2008 . Koordinasi , (online)
(http://www.brianmac.co.uk/coord.htm , diakses 15 Februari 2012).
Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga.   Dahara Prize: Semarang.
Singgih, D Gunarsah. 1996. Psikologi Olahraga. Jakarta :  PT. BPK Gunung Mulia.
Syafruddin. 2011. Ilmu Kepelatihan Olahraga.Padang: UNP Press




Tidak ada komentar:

Posting Komentar